Materi kelompok 1
Konsep Ibadah dalam Islam
- Definisi:
Secara bahasa, ibadah berasal dari kata 'abd yang berarti hamba,
mencerminkan sikap merendahkan diri dan tunduk kepada Allah1111.
Secara terminologi, ibadah adalah segala perbuatan yang dicintai dan
diridhai Allah, baik perkataan maupun perbuatan, yang dilakukan dengan
niat mendekatkan diri kepada-Nya, mengikuti perintah-Nya, dan menjauhi
larangan-Nya.
- Cakupan
Ibadah: Ibadah tidak hanya terbatas pada rukun Islam (dua kalimat
syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji), tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan seorang Muslim, baik dalam hubungan
dengan Allah (hablum minallah) maupun sesama manusia (hablum minannas).
- Macam-macam
Ibadah: Dilihat dari perbuatannya, ibadah dibedakan menjadi empat macam:
- Ibadah Qolbiyyah (ibadah hati)
- Ibadah Amaliyyah (ibadah perbuatan fisik)
- Ibadah Qauliyah (ibadah lisan)
- Ibadah Maaliyyah (ibadah pengeluaran harta)
Asas-Asas Ibadah dalam Islam
- Niat
(Ikhlas): Niat adalah syarat utama agar amal diterima.
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya..." (HR.
Bukhari dan Muslim).
- Tawhid
(Mengesakan Allah): Semua ibadah harus ditujukan hanya kepada Allah tanpa
menyekutukan-Nya.
- Sesuai
dengan Syariat (Tuntunan): Ibadah dilakukan sesuai petunjuk Al-Qur'an dan
Sunnah.
- Konsistensi
(Istiqamah): Seorang Muslim dianjurkan untuk tetap istiqamah dalam
beribadah.
- Menghindari
Bid'ah: Ibadah harus sesuai dengan cara yang dicontohkan Nabi Muhammad
SAW; menambah atau mengubah cara ibadah yang tidak ada dalam syariat
disebut bid'ah dan harus dihindari. "Setiap bid'ah
adalah sesat, dan setiap kesesatan akan membawa ke neraka." (HR.
Muslim).
- Mendapatkan
Ridha Allah: Tujuan utama setiap ibadah adalah mendapatkan ridha Allah.
Karakteristik Ibadah dalam Islam
- Tauqifiyyah
(Mutlak Urusan Allah): Setiap Muslim wajib terikat penuh pada apa yang
dinyatakan dalam nash (wahyu Allah SWT). Contohnya,
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku melakukan
shalat." (HR. Al-Bukhari).
- Ditujukan
Kepada Allah Semata: Ibadah mengatur hubungan manusia dengan Rabbnya, dan
seorang Muslim tidak boleh menyekutukan Allah saat beribadah.
- Mesti
dengan Niat Ikhlas: Ibadah diterima jika semata-mata karena Allah.
Jika niat bukan untuk Allah, shalat tidak akan diterima dan kewajiban
belum gugur.
Pelaksanaan Rukun Iman yang Keenam (Iman kepada Takdir)
dalam Kehidupan Sehari-hari
- Iman
kepada takdir mencakup keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik
atau buruk, sudah ditentukan oleh Allah.
- Pelaksanaannya
mencerminkan sikap penerimaan, kesabaran, dan tawakal.
- Menerima
Keberhasilan dan Kegagalan: Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai kesanggupannya (QS. Al-Baqarah 2:286).
- Menghadapi
Musibah: Seorang mukmin bersyukur saat menyenangkan dan bersabar saat
menyakitkan, keduanya baik baginya (HR. Muslim).
- Berusaha
dan Tawakal: Diajarkan untuk bertawakal kepada Allah setelah berusaha (QS.
Al-Imran 3:159).
- Menjaga
Sikap Positif: "Sesungguhnya, di balik setiap kesulitan ada
kemudahan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Komentar
Posting Komentar